Asyiknya Matematika!
Banyak anak "alergi" matematika. Ada lho, cara memperkenalkan matematika pada balita secara menyenangkan.
Mengapa
ya, banyak anak "takut" pada matematika? Padahal, jika mereka
menguasainya dengan baik, mata pelajaran ini bisa sangat fun, lho. Saat
ini, mulai banyak orangtua memperkenalkan matematika sejak dini kepada
putera-puterinya. Mereka berharap, dengan mengenal lebih baik, dan
menyenangkan, kelak anaknya tidak "alergi" pada pelajaran berhitung ini.
Bahkan, bisa bersahabat alias jago matematika.
Menurut Konsultan
Psikologi di Essa Consulting, Yunita P. Sakul Psi., idealnya,
pengenalan matematika dimulai sejak usia sekolah dasar. Tetapi, karena
sekarang banyak Taman Kanak-kanak mengharapkan anak didiknya menguasai
berhitung. Atau, setidaknya mengerti
satu ditambah satu hasilnya dua
(hitungan sederhana), tidak ada salahnya memperkenalkan matematika pada
anak-anak usia pra-sekolah dan TK. Hanya saja, sebaiknya konsep
pengenalan pada usia tersebut belum kongkrit. Misal, bagi balita cukup
dengan belajar membandingkan ukuran seperti "besar", "kecil", "lebih
besar", "lebih kecil" (pre-operasional). Sedangkan pada usia TK sudah
boleh masuk ke pengenalan angka, seperti 1, 2, 3 sampai 10 (kongkrit).
Matematika Balita Harus Kongkrit
Matematika
jadi menakutkan bagi anak, menurut Yunita, kerapkali karena harapan
orangtua kepada anak untuk memperoleh nilai tinggi pada pelajaran ini,
sangat besar. "Di masyarakat kita masih berlaku ketentuan, kalau pandai
matematika, berarti pandai. Tetapi kalau tidak pandai matematika, meski
hebat dalam pelajaran lain, tetap saja tidak pandai," ujarnya.
Selain
itu, kalau anak mendapat nilai kecil untuk matematika, biasanya
orangtua "kebakaran jenggot". Coba kalau nilai kecil dalam pelajaran
olahraga, kesenian, atau PMP, ayah-ibu tidak terlalu pusing, tuh. Jadi,
matematika memang "dianakemaskan" ketimbang pelajaran lain. Terang saja
anak jadi grogi belajar matematika.
"Tetapi okey-lah, kalau ingin
anak pandai matematika, sebenarnya ia bisa dipersiapkan. Hanya saja,
pastikan dulu kalau Si Kecil memang berminat belajar matematika.
Orangtua jangan kelewat memaksakan dan menuntut, karena nanti anak bisa
kehilangan minat dan takut. Apalagi kalau ia diharap buru-buru pintar,"
saran Yunita.
Selain itu, untuk memperkenalkan balita pada
matematika, orangtua (atau guru) harus memastikan anak mengerti konsep
matematika. "Maksudnya, sebelum anak tahu berapa 1 + 1, ia anak harus
tahu dahulu "banyak" itu berarti "lebih besar" berarti "ditambah".
Sedangkan "sedikit" itu "lebih kecil" berarti "dikurang".
Terlalu
dinikah mengajarkan matematika pada balita? Memangnya otaknya sudah
bisa menangkap? Menurut Yunita, untuk matematika yang bersifat abstrak,
memang balita belum bisa memahami. Tetapi untuk yang kongkrit-kongkrit
(nyata - Red), sebetulnya mereka sudah siap belajar, kok. Jadi,
perkenalkan saja matematika disesuaikan dengan kemampuan balita yang
berbeda satu dengan yang lain. "Kita tidak boleh menyamaratakan cara
mengajarkan matematika pada anak. Carilah cara yang sesuai dengan
tingkat kemampuan pikirnya," pesan Yunita.
Pertama-tama, lanjut
Yunita, cobalah perkenalkan konsep "bilangan". Penanaman konsep bilangan
dapat diawali dengan mengenalkan "banyak-sedikit" atau "besar-kecil".
Setelah itu, perkenalkan konsep angka, yang tujuannya agar anak tahu
perbedaan antara satu dengan dua, dua dengan tiga, dst.
"Tetapi,
mengenalkan angka-nya jangan langsung pakai simbol angka, ya (1, 2, 3).
Karena, simbol sifatnya abstrak. Sementara balita lebih mudah menangkap
yang kongkrit. Misal, untuk mengenalkan angka dua, gunakan gambar "dua
buah apel". Untuk 2 + 3 = 5, gunakan
"dua apel" ditambah "tiga apel"
hasilnya "lima apel". Dengan sesuatu yang konkret, anak akan segera
melihat hasil penambahan adalah "lebih banyak". Sebaliknya, hasil
pengurangan "lebih sedikit".
Lakukan Sambil Bermain
Mau anak
akrab dengan matematika? Jadikan saja matematika "makanan" harian.
Tetapi, jangan cekoki anak. Yunita menganjurkan, membiasakan tidak sama
dengan mencekoki. "Lakukan pembiasaan dengan cara-cara menyenangkan.
Seperti, sambil bermain," cetusnya.
Dengan cara bermain, anak
jadi enjoy. Hasilnya pun bisa dipastikan efektif. Karena, belajar sambil
bermain membuat otak anak mudah menyerap yang diajarkan. Saat ini,
sudah banyak program komputer atau CD Rom berisi Fun Math atau belajar
matematika cara menyenangkan bagi balita. Tetapi, secara tradisional pun
kita bisa mengajarkan hal ini di rumah.
Contohnya, jika Anda
memilih benda-benda, pilihlah berdasarkan bentuk, warna dan ukuran.
Lalu, minta Si Kecil memisahkan sesuai bentuk, warna dan ukuran. Lalu,
ajak ia menghitung. Jika Anda ingin anak menyukai angka, lakukan dengan
permainan atau memanfaatkan benda-benda di sekitar rumah. "Pokoknya,
masukkan saja matematika dalam kehidupan sehari-hari. Dengan cara ini,
secara tidak sadar anak sudah belajar matematika. Niscaya setelah masuk
sekolah, minatnya belajar matematika lebih tinggi. Dan, mereka tidak
phobia lagi!" Yunita tersenyum.
Di Mana-mana Matematika!
Belajar
matematika bisa di mana dan kapan saja. Kalau kita kreatif, lingkungan
di sekitar anak bisa jadi "modul" matematika yang bagus.
• Belajar Angka
Angka-angka
ada di mana pun. Pohon, rumah, gedung, orang, dll, semua bisa dihitung.
Hitunglah bersama-sama anak, sembari jemari Anda memperlihatkan
jumlahnya. Kalau ingin angka nyata, juga banyak. Saat Anda mengendarai
mobil, misalnya. Pasti ada angka di hampir bagian jalan. Entah itu di
rambu lalu lintas, di plat nomor kendaraan. Eja keras-keras angka-angka
tersebut bersama anak. Ulangi setiap kali Anda berpergian bersamanya.
Lambat laun, anak akan mengenali dan hafal. Apalagi angka-angka itu
hanya berjumlah 10, pas untuk anak usia ini.
• Yuk, Hitung!
Untuk
lebih memudahkan anak belajar matematika, tak ada salahnya selalu
berhitung. Tengoklah sekeliling apa saja yang bisa dihitung. Misal,
menghitung jumlah anak tangga di mal, menghitung permen di toples,
menghitung anak ayam yang sedang mencari makan, dll.
• Mengurut Angka
Ini
cara lama, tetapi bisa diandalkan keampuhannya untuk melatih anak
mengurutkan angka. Anda bisa buat sendiri angka-angkanya. Buatlah secara
acak, dan mintalah anak mengurutkan dari angka kecil sampai terbesar,
lalu warnai. Di toko buku juga mudah ditemukan buku mewarnai yang
mengharuskan anak mengurutkan angka atau mengelompokkan benda sesuai
gambar (instruksi) angkanya.
• Belajar dari Nomor Telepon
Buat
anak lebih akrab dengan angka lewat aktifitas memencet tombol telepon.
Tulislah nomer telepon kantor Anda, mintalah anak menelpon Anda di
kantor sehari sekali. Tak perlu lama-lama. yang penting ia belajar
mengenal angka lewat nomor telepon. Atau, jika Anda akan menelpon teman,
mintalah anak yang menyambungkan nomornya. Tentu di bawah pengawasan
Anda. Cara ini secara mengasyikan akan membuat anak lebih mengenal
angka.
• Belajar Bentuk
Amati sekitar dan cobalah cari
bentuk-bentuk yang akan diperkenalkan saat belajar matematika.
Perkenalkanlah pada anak bentuk bujur sangkar, segitiga, lingkaran dan
aneka bentuk lainnya. Ia pasti senang diperkenalkan dengan bentuk-bentuk
ini. Ajak ia menggambar dan
menirukan bentuk-bentuk itu meski belum sempurna.
• Bermain Kartu dan Domino
Bermain
dengan kartu juga mengenalkan anak pada konsep menghitung. Hal ini,
disadari atau tidak, membantu anak mengenal angka sekaligus
mengembangkan kemampuan motoriknya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar